Harus Tahu Thet Htar Thuzar Bangga Usai Berlaga kontra Gregoria Mariska: Pengalaman Hebat bagi Saya!

Harus Tahu Thet Htar Thuzar Bangga Usai Berlaga kontra Gregoria Mariska: Pengalaman Hebat bagi Saya!

Pebulu tangkis asal Myanmar Thet Htar Thuzar mengutarakan kebanggaannya seusai menghadapi wakil Indonesia Gregoria Mariska Tunjung pada Minggu (25/7/2021). 

Bagaimana tidak, pertandingan Grup M tunggal putri di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, tersebut merupakan debutnya di Olimpiade.

Pebulu tangkis berusia 22 tahun itu juga menjadi atlet pertama Myanmar yang berlaga di ajang bulu tangkis event empat tahunan ini.

Alhasil, kendati harus menelan kekalahan 21-11 dan 21-8, Thet Htar Thuzar pun tetap bersuka cita.

Thet Htar Thuzar Bangga Usai Berlaga kontra Gregoria Mariska: Pengalaman Hebat bagi Saya!


"Saya merasa sangat bangga dapat menjadi pebulu tangkis pertama Myanmar di Olimpiade," ujarnya sesuai dikutip dari situs resmi BWF.

"Saya hanya ingin bilang kepada orang-orang yang mendukung saya kalau saya akan berusaha yang terbaik di Olimpiade ini."

Thet Htar Thuzar pun berbagi kisah persiapannya yang jauh dari ideal karena kondisi pandemi.

"Saya tak dapat berlatih di lapangan selama di Myanmar," tutur Thet.

"Saya tak dapat ke stadion selama dua minggu terakhir. Saya hanya berlatih di kamar sendiri."

Terakhir, pebulu tangkis yang langsung menjadi pujaan terkini para netizen Indonesia ini pun yakin dapat memberikan perlawanan lebih melawan Gregoria apabila persiapannya lebih ideal.

"Sulit sekali bersiap untuk menghadapi laga sebesar ini bagi saya," ujar sosok yang menjadi atlet bintang di tanah kelahirannya ini.

"Saya pikir jika dapat melakukan latihan lebih menarik saya dapat bermain lebih baik lagi hari ini."

Thet Htar Thuzar juga menerima perlawanan dari sebagian masyarakat Myanmar setelah memutuskan berpartisipasi di Olimpaide Tokyo ini.

Menurut situs Asahi Shimbun, banyak warga Myanmar melihat partisipasi di Olimpaide sebagia dukungan kepada rezim junta militer Myanmar yang mengambil kekuasaan dari pemerintah sipil pada Februari.

"Saya tak lagi bangga kepada kamu," tulis seorang warga Myanmar di media sosial sesuai dikutip dari Asahi.com.

Protes menentang rezim tersebut kerap terjadi di Myanmar dengan pihak militer melakukan represi secara keras demi membungkam suara mereka.

Sebanyak 899 orang telah kehilangan nyawa sebagai akibat dari respons pihak Militer hingga 10 Juli, menilik laporan grup kemanusiaan setempat.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Auto Post Artikel di Blogspot

Inilah cara menulis artikel secara otomatis di blogger!


(KOM)(MLS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Update Terbaru, Kata Lionel Messi Soal Gelar Individu di Copa America 2021

Film Debut Irene Red Velvet, Double Patty Tayang Februari

Desain Spanduk Isra Mi'raj Cdr Terbaru 2021